TUGAS
ASUHAN
KEBIDANAN KEHAMILAN
“PROSES ADAPTASI FISIOLOGI
DAN PSIKOLOGI DALAM KEHAMILAN”
OLEH
KELOMPOK
I
ARAFAH P00324011051
DIANA
P00324011063
LILI
PUSPITA P00324011076
RETNI MAAYANSARI
P00324011088
YUNI P00324011100
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul ” Proses
Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Dalam Kehamilan”.
Penulis
mengharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa kesehatan
dan tenaga kesehatan dapat memahami tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan
sehingga diharapkan mampu meningkatkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Tak ada
gading yang tak retak, itulah ungkapan kerendahan hati penulis karena makalah
ini tak luput dari kesalahan dan kekurangan, baik dari segi teknis penulisan
maupun substansinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Akhir
kata penulis ucapkan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua. Amin.
Kendari, November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang………………………………………………….. 1
B.
Masalah ………………………………………………………… 2
C. Tujuan ………………………………………………………….. 2
D.
Manfaat . …. …………………………………………………… 2
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Definisi
Hamil............................................................................... 3
B. Perubahan Fisiologi pada Masa Kehamilan ………………........
3
C.
Perubahan
Psikologi dalam Masa Kehamilan ……..................... 10
D.
Cara
Menyeimbangkan Kondisi Psikologis Ibu Hamil................
14
E.
Adaptasi Ibu Terhadap
Kehamilan............................................... 16
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………... 17
B.
Saran……………………………………………….
…………... 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat perubahan baik fisik maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi.
Proses adaptasi fisiologi ibu hamil adalah proses untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan fisik yang normal yang terjadi
pada ibu selama masa kehamilan. Adaptasi maternal meliputi adaptasi anatomi,
fisiologi dan metabolisme.Kehamilan bagi keluarga dan khususnya seorang wanita merupakan peristiwa yang penting,
meskipun demikian kehamilan juga merupakan saat – saat krisis bagi keluarga di mana terjadi perubahan identitas dan peran ibu, ayah, serta anggota keluarga lainnya.
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini
dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani
proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan
mengalami puncakn pada saat bayi lahir.
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil
cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan susana hatinya
kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan
juga dapat mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung
bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya
sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi
tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa,
konsep abstrak, seperti kematian, kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia
dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa
usia subur atau mencukupkan diri dengan kehidupan atau makanan.
B.
Masalah
Masalah yang dibahas
dalam makalah
ini adalah Proses
Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Dalam Kehamilan.
C.
Tujuan
Tujuan yang ingin di
capai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan Proses Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi
Dalam Kehamilan.
D.Manfaat
Manfaat yang diharapkan
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan
dan pemahaman tentang Proses Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Dalam Kehamilan.
2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan
dan pemahaman tentang Proses Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Dalam Kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Hamil (gravida)
Hamil adalah mengandung bayi (kamus kedokteran). Masa
kehamilan adalah masa yang diawali dengan konsepsi sampai lahirnya janin
(sinopsis obstetri).
Proses adaptasi fisiologi ibu hamil adalah proses untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan fisik yang normal yang terjadi
pada ibu selama masa kehamilan. Adaptasi maternal meliputi adaptasi anatomi,
fisiologi dan metabolisme.
B. Perubahan Fisiologi
pada Masa Kehamilan
1.
Perubahan
pada Alat Reproduksi
a. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram
saat akhir kehamilan, otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi
lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
Pertumbuhan
uterus pada trimester pertama terjadi sebagai respon terhadap rangsangan hormon
yaitu hormon estrogen dan progesterone.
Pembesaran
uterus terjadi disebabkan karena :
- Meningkatnya dilatasi pembuluh darah dan vaskularisasi
- Hiperplasia serabut-serabut otot dan jaringan fibroelastik
- Perkembangan dari deciduas Setelah bulan ketiga pembesaran uterus karena pertumbuhan fetus.
Untuk
menentukan tuanya kehamilan berdasarkan TFU, maka di pakai patokan sbb:
·
Umur kehamilan 12 minggu : TFU 3 jari
atas simfisis
·
Umur kehamilan 16 minggu : TFU pertengahan
simfisis - pusat
·
Umur kehamilan 20 minggu : TFU 3 jari
bawah pusat
·
Umur kehamilan 24 minggu : TFU setinggi
pusat
·
Umur kehamilan 28 minggu : TFU 3 jari
atas pusat
·
Umur kehamilan 32 minggu : TFU
pertengahan pusat – prosesus sifoideus
·
Umur kehamilan 36 minggu : TFU 3 jari
bawah prosesus sifoideus
·
Umur kehamilan 40 minggu : TFU
pertengahan pusat – prasesus sifoideus.
Gambar
: Tinggi fundus uteri pada masa kehamilan
Perubahan bentuk uterus pada
trimester I seperti buah pir terbalik, semester II berubah seperti bola, dan
trimester III berbentuk oval dan naik dari rongga pelvis ke rongga abdomen.
b. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormon estrogen.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah,
agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick.
c.
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu fungsi ovarium diambil alih oleh
placenta, terutama fungsi memproduksi progesterone dan estrogen. Selama
kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
menstruasi.
d.
Servik
Akibat peningkatan vaskular serta perubahan pada jaringan
ikat dibawah pengaruh estrogen, servik dalam kehamilan menjadi lunak. Terjadi
sekresi kelenjar dan lendir servik menjadi kental sehingga dapat berperan
sebagai pelindung yang meyumbat ostium uteri.
d.
Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan
air susu. Papilla mamma akan membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam,
seperti seluruh areola mamma karena hiperpigmentasi.
Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar cairan berwarna
putih agak jernih disebut colustrum. Namun proses laktasi dihambat sampai
kelahiran karena adanya hormon estrogen dan progesterone selama hamil yang
cukup tinggi karena diproduksi oleh
placenta.
Perubahan payudara pada ibu hamil,
yaitu:
- Payudara menjadi lebih besar
- Areola payudara makin hiperpigmentasi
- Glandula Montgomery makin tampak
- Puting susu makin menonjol
- Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi
- Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga produksi ASI dapat berlangsung.
2.
Perubahan pada Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah, keluhan sering kencing akan
timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan
ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone. Tetapi ureter
kanan lebih besar dari ureter kiri akibat berubahnya posisi uterus ke kanan
oleh kolon sigmoid.
Pada trimester II kandung kemih terdorong keluar dari rongga
pelvis ke abdomen sehingga saluran uretra memanjang, juga hyperemia pada
kandung kencing dan uretra sehingga mudah terjadi trauma dan berdarah. Dalam
keadaan normal ginjal mereabsorbsi hampir seluruh glucosa dan zat nutrien
lainnya sehingga kemungkinan ditemukan glucosuria pada ibu hamil. Ibu hamil
juga mengalami protein urine disebabkan peningkatan kebutuhan asam amino
meningkat kadar urin protein + tidak menunjukkan kondisi patologis.
3.
Perubahan pada Pencernaan
- Mulut, Selama hamil trimester I mengalami mual karena peningkatan HCG. Trimester II nafsu makan mulai naik.
- Gusi, Mengalami hyperemia dan membengkak karena meningkatnya kadar estrogen.
- Gigi, Gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gr kalsium dan kurang lebih sama dengan jumlah fostor setiap hari selama kehamilan dan meningkat 0,4 gr untuk setiap elemen.
- Motilitas Gastrointestinal, Selama kehamilan motilitas gastrointestinal mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesterone yang dapat menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptide yang dapat menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati gastrointestinal lebih lama/ melambat dibanding pada wanita tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air di usus besar sehingga sering sembelit dan resiko haemmorroid meningkat. Sedangkan peningkatan oestrogen menyebabkan menurunnya sekresi HCL lambung.
- Kandung Empedu, Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama kehamilan karena hypotoni pada otot dinding kandung empedu. Waktu pengosongan lebih lambat empedu mengalami penebalan akibat meningkatnya kadar progesterone tidak terjadi perubahan morfologi pada hati selama kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami penurunan aktifitas serum alkhali fosfatase mengalami gangguan yang mungkin disebabkan karena meningkatnya isoenzim alkalin fosfatase placenta. Penurunan kadar albumin atau globulin terjadi selama kehamilan merupakan suatu keadaan yang normal.
4. Perubahan pada Cardiovaskuler
Terjadi peningkatan kebutuhan darah untuk itu dan janin
sehingga terjadi peningkatan cardial output. Perubahan posisi jantung seperti
diafragma yang terdorong ke atas, jantung mengalami elevasi ke atas dan
berputar ke bagian depan sebelah kiri. Perubahan auscultasi berhubungan dengan
perubahan ukuran, perubahan tempat, perubahan volume dan perubahan cardial
output.
Tekanan darah bervariasi, tergantung dari kondisi, tempat
pengukuran, kecemasan, dan posisi maternal. Selama kehamilan trimester II
terjadi penurunan sistolik dan diastolic sekitar 5– 10 mm/ hg karena vase
dilatasi perifer akibat peningkatan hormon selama kehamilan. Wanita hamil
mengalami kompresi pada vena illica dan vena cava inferior oleh uterus dapat
menyebabkan meningkatkan tekanan vena dan menurunnya aliran darah pada kaki.
Perubahan ini menimbulkan oedem dan varises.
5. Perubahan pada Musculuskeletal
Lordosis Progresif merupakan gambaran yang karakteristik
pada kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang
membesar, lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah.
Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaca, sakrocoksigeal, dan sendi
pubis selama kehamilan, kemungkinan akibat perubahan hormonal. Mobilitas
tersebut mungkin menyebabkan perubahan postur ibu, dan selanjutnya
mengakibatkan rasa tidak nyaman dipunggung bagian bawah, terutama pada akhir
kehamilan. Selama trimester akhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa,
dan lemah kadangkala dialami pada ekstremitis atas. Hal ini kemungkinan
merupakan akibat lordosis nyata yang disertai dengan fleksi anterior leher dan
merosotnya gelang bahu.
6. Sistem
Respirasi
Frekuensi
pernafasan tidak berubah dan elevasi diafragma menurunkan volume paru saat
istirahat namun terdapat peningkatan “tidal volume” sebesar 40% serta terjadi
kenaikan “minute ventilation “ dari 7.25 liter menjadi 10.5 liter.
Tekanan
CO2 (pCO2) plasma fetus lebih besar dibanding plasma maternal sehingga CO2
dengan mudah kedalam darah maternal. Selain hal ini, akibat hiperventilasi
pulmonal kadar CO2 dalam plasma maternal menurun sekitar 8% dibandingkan pada
masa sebelum kehamilan.
C. Perubahan Psikologi dalam Masa Kehamilan
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil
cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan susana hatinya
kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan
juga dapat mengalami perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung
bereaksi berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap dirinya
sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia merenungkan mimpi
tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan arti kata-katanya, objek, peristiwa, konsep
abstrak, seperti kematian, kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat
mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat dengan masa usia
subur atau mencukupkan diri dengan kehidupan atau makanan.
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada trimester ketiga dan pembagian trimester ini akan digunakan pada diskusi berikut. Respons psikologis umum terhadap kehamilan yang baru saja dibahas dan proses manapun peristiwa psikologis khusus lain dapat lain dapat terulang lagi.
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada trimester ketiga dan pembagian trimester ini akan digunakan pada diskusi berikut. Respons psikologis umum terhadap kehamilan yang baru saja dibahas dan proses manapun peristiwa psikologis khusus lain dapat lain dapat terulang lagi.
1.Pada Kehamilan Trimester I
Segera setealah konsepsi,kadar
hormone progesterone dan estrogen dalam tubuh akan meningkat. Ini menyebabkan
timbulnya mual dam muntah pada pagi hari,lemah,lelah dan membesarnya payudara.
Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang
merasakan kekecewaa,penolakan,kecemasan dan kesedihan. Seringkali,pada awal
masa kehamilan ibu berharap untuk tidak hamil.
a. Ketidakyakinan/ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, wanita akan merasa tidak yakin dengan kehamilannya dan berusaha
untuk mengkonfirmasikan kehamilan tersebut. Hal ini disebabkan karena tanda-tanda fisik akan kehamilannya tidak begitu
jelas atau sedikit berubah. Setiap wanita memiliki tingkat reaksi yang
bevariasi terhadap ketidakyakinan akan kehamilan. Wanita hamil akan berusaha untuk mencari
kepastian bahwa dirinya hamil, menjadi takut akan kehamilan yang terjadi dan berharap tanda-tanda tersebut menunjukkan
bahwa dirinya tidak hamil.
Fase ini, seorang wanita akan mengobservasi seluruh bagian
tubuhnya untuk memastikan perubahan yang mengindikasikan tanda- tanda kehamilan, merundingkan kepada keluarga dan teman tentang kemungkinan bahwa telah terjadi kehamilan, memvalidasi kehamilan tersebut dengan menggunakan tes kehamilan.
b. Ambivalen
Ambivalen didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan,
seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau keadaan (Bobak,
Lowdermilk, & Jensen, 2005). Setiap wanita hamil memiliki sedikit rasa ambivalen dalam dirinya selama masa kehamilan. Ambivalen merupakan respon normal individu ketika akan memasuki suatu
peran baru. Beberapa wanita merasa bahwa ini tidak nyata dan bukanlah saat yang tepat
untuk hamil, walaupun ini telah direncanakan atau diidamkan.
Wanita yang sudah merencanakan kehamilan sering berpikir bahwa dirinya membutuhkan waktu yang lama
untuk menerima kehamilan, akan merasa khawatir dengan bertambahnya tanggung jawab
dan perasaan akan ketidakmampuannya untuk menjadi orang tua yang baik, serta takut jika kehamilan ini akan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
c. Fokus
pada diri sendiri
Awal kehamilan, pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya sendiri, bukan pada janin. Ibu merasa bahwa janin merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari diri ibu, calon ibu juga mulai berkeinginan untuk menghentikan
rutinitasnya yang penuh tuntutan sosial dan tekanan agar dapat menikmati waktu
kosong tanpa beban. Banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur.
Perubahan fisik dan meningkatnya hormon akan menyebabkan emosi menjadi labil. Perubahan hormonal merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan. Perubahan hormon ini dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat wanita mestruasi atau menopause. Mood ibu hamil akan mudah sekali berubah-ubah. Perubahan ini seringkali membuat ibu dan orang-orang di sekitarnya
menjadi bingung.
Selama trimester I, seringkali keinginan seksual wanita menurun. Ketakutan akan keguguran menjadi penyebab pasangan menghindari aktivitas seksual. Apalagi jika wanita tersebut sebelumnya pernah
mengalami keguguran.
2.Pada Kehamilan Trimester Kedua
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni
periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang
normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika
wanita menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester
kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan pasca-quickening.
Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamannya pada
trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya
sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh.
Orang akan mengenali Anda sedang hamil. Pada akhir trimester kedua, rahim akan
membesar sekira 7,6 cm di atas pusar. Pertambahan berat badan rata-rata
7,65-10,8 kg termasuk pertambahan berat dari trimester pertama. Janin mulai
aktif bergerak pada periode ini.
3.Pada
Kehamilan Trimester Ketiga
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan.
Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang
terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada
perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya
berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan
muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif
terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian
utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin
dan pembesaran uterus, keduanya menjadi hal yang terus menerus mengingatkan
tentang keberadaan bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya.
Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi
mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak. Sejumlah ketakutan muncul pada
trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan
kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti bayinya akan lhir abnormal, terkait
persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak
diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak
mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya
akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. Ia juga mengalami proses duka lain
ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain
selama kehamilan, perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari,
dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan
mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong.
Depresi ringan merupakan hal yang umum terjadi dan wanita
dapat menjadi lebih bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri
karena perasaan rentannya. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik
yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek,
berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari
pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang
terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang
semakin besar menjadi halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat
membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman
dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan pasangan dan
konsultasi menjadi sangat penting.
D. Beberapa
Cara untuk Menyeimbangkan Kondisi Psikologis Ibu Hamil
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan
hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut
beberapa cara
yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung, yaitu :
1. Informasi
Mencari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan
membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering
muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
Komunikasi dengan suami.
Komunikasi dengan suami.
Bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri ibu selama
hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan
yang terjadi pada diri ibu. Tidak jarang jika ibu mengkomunikasikan hal ini,
sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
2.
Rajin chek up
Periksakan kehamilan secara teratur.
Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang
sekarang ibu jalani. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter
atau bidan.
3.
Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat
bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan
janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau
obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya
seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi
perkembangan kecerdasan otak janin.
4.
Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan ibu yang sedang berbadan dua.
Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan
kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
5.
Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat
hamil. Memasuki masa persalinan, ibu dan suami harus sudah siap dengan berbagai
perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
6.
Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah
kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut,
belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
7.
Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia
kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih
otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi
manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara
berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu
pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi
semakin mantap.
8.
Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan
relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk
ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
E. Adaptasi Ibu Terhadap Kehamilan
Dengan adanya perubahan hormonal pada dalam tubuh ibu, makaa terjadi symptom
fisikdan psikiss serta merupakan stressor dalam kehidupan. Misalnya adaa
stressor keluarga yang tidak disetujui oleh orang tuanya, kesepian, dan
kekhawatiran akan adanya bayinya.
Adaptasi
ibu terhadap kehamilannya :
1.
Menerima
kehamilannya
2.
Hubungan
dengan janin
3.
Menyesuaikan
dengan perubahan yang terjadi
4.
Menyesuaikan
perubahan suami istri
5.
Persiapan
melahirkan dan menjadi seorang ibu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan merupakan proses alami yang akan membuat perubahan baik fisik maupun psikologis. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi.
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan mengalami puncakn pada saat bayi lahir.
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang secara normal sudah ada selama kehamilan dan mengalami puncakn pada saat bayi lahir.
B. Saran
Mengingat pentingnya pengetahuan tentang perubahan
fisiologi dan psikologi dalam kehamilan serta adaptasinya, maka diharapkan para
mahasiswa kebidanan mengetahui dan memahami
proses tersebut sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat kepada para
calon ibu yang sedang menentikan lahirnya sang buah hati.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar